Terdiri dari 13 karya fiksi dan prosa pendek, antologi Madre merupakan kumpulan karya Dee selama lima tahun (2006-2011).
Madre: Tansen Roy Wuisan tidak menyangka satu hari akan diberi warisan dari kakek yang tidak pernah ia kenal bernama Tan Sin Gie. Ia bahkan tidak tahu dirinya memiliki darah Tionghoa. Tansen yang mencintai kebebasan dan selama ini hidup santai di Bali secara mendadak harus menerima kehadiran adonan biang roti yang disebut Madre dan toko roti tua Tan De Bakker yang dipimpin Pak Hadi. Belum lagi, perempuan bernama Mei dari perusahaan Fairy Bread, muncul dan ingin mendapatkan Madre.
Rimba Amniotik: Surat cinta tak biasa dari seorang ibu untuk janin yang sedang dikandungnya, merefleksikan perjalanan menakjubkan manusia dari ketiadaan menuju kelahiran.
Have You Ever?: Howard berkelana ke Byron Bay, Australia, akibat petunjuk dari sebuah surat cinta dari seorang perempuan yang meyakini bahwa mereka berjodoh. Masalahnya, Howard sudah menikah. Didampingi kenalannya, Darma, Howard berusaha pergi mercu suar Byron Bay demi mencari pertanda yang diyakini akan menjadi jalan keluar dari kemelutnya.
Semangkok Acar untuk Cinta dan Tuhan: Dua pertanyaan paling rumit: apa itu cinta dan apa itu Tuhan, dijawab dengan sederhana dan menggelikan.
Guruji: Ari dan Ari adalah pasangan yang sempurna dan tak terpisahkan, hingga salah satu Ari menemukan jalan hidup lain dan berubah menjadi orang yang dipanggil Guruji. Ari merindu dan mendendam. Ia ingin Guruji kembali menjadi Ari yang ia cinta.
Menunggu Layang-layang: Tidak pernah ada masalah antara Che dan Starla selama mereka tidak membahas kehidupan cinta Starla yang pelik. Tapi, begitu Starla mulai dekat dengan Rako, sahabat Che dari kecil, Che segera mengambil tindakan. Demi menyelamatkan Rako, Che mempertaruhkan persahabatannya dengan Starla. Tapi, yang terjadi ternyata lebih dari itu.
Puisi dan prosa pendek dalam antologi ini meliputi Perempuan dan Rahasia, Ingatan tentang Kalian, Wajah Telaga, Tanyaku Pada Bambu, 33, Percakapan di Sebuah Jembatan,danBarangkali Cinta.
RELEASE DATE
VOLUME
VOLUME
PENYUNTING
JUMLAH HALAMAN
FORMAT
ISBN
PENERBIT
Hidup Tansen (Vino G. Bastian) berubah dalam sehari ketika seseorang yang ia tidak kenal bernama Tan Sin Gie memberikannya warisan sebuah kunci kulkas. Dalam surat warisannya, Tan bahkan menyebut bahwa Tansen adalah cucunya. Tansen lalu menyusuri alamat tempat kulkas itu disimpan. Ia sampai di toko roti tua yang sudah tutup, Tan De Bakker, yang dijaga oleh mantan pegawai Tan Sin Gie bernama Pak Hadi (Didi Petet).
Kulkas itu ternyata berisi sebuah adonan biang roti yang dijuluki Madre. Tak tahu harus melakukan apa dengan Madre, Tansen berniat meninggalkannya begitu saja. Namun, Pak Hadi berusaha menahannya dengan menjelaskan betapa berharganya Madre. Salah satu pengunjung setia blog Tansen, Meilan Tanuwidjaja (Laura Basuki) yang juga pemilik gerai roti terkenal Fairy Bread, mengetahui kunjungan Tansen ke Tan De Bakker dan segera memburu Madre. Mei ingin membelinya dengan harga tinggi.
Tergiur dengan penawaran Mei, Tansen ingin melepas Madre. Hal itu membuat Pak Hadi dan segenap mantan karyawan Tan De Bakker yang tersisa patah hati. Pak Hadi berkumpul lagi dengan mantan-mantan rekan kerjanya; Pak Djoko (Gatot H. Dwiyono), Bu Cory (Titi Qadarsih), Bu Dedeh (Lisa H. Pandansari), dan Bu Sum (Savitri Hooringhati), untuk melakukan acara perpisahan dengan Madre sembari berharap Tansen dapat menghidupkan kembali Tan De Bakker.
Tapi, Tansen tak semudah itu diyakinkan. Ia begitu mencintai kehidupannya yang bebas, belum lagi Mei yang ternyata sudah bertunangan dengan James (Framly Nainggolan), membuatnya kecewa karena diam-diam Tansen menaruh hati kepada Mei. Tansen akhirnya meninggalkan Tan De Bakker. Mei, Pak Hadi dan para karyawan Tan De Bakker, berusaha menarik Tansen kembali pulang.
PRODUSER
SUTRADARA
SINEMATOGRAFI
PENULIS SKENARIO
EDITOR
PENATA MUSIK
PEMAIN
MEDIA REVIEW