AROMA KARSA: Catatan Untuk Calon Petualang Digital

Menyeberang menuju kebiasaan baru bukanlah hal yang nyaman bagi banyak orang. Terkadang pengalaman transisi itu tidak selalu mulus. Dibutuhkan waktu dan penyesuaian untuk akhirnya kita bisa merangkul dengan nyaman sebuah kebiasaan baru, pengalaman baru.

 

Saya akan mengawali artikel ini dengan pertama kali menjawab pertanyaan yang paling mendasar: mengapa saya memilih menerbitkan Aroma Karsa, sebuah naskah fresh, secara digital terlebih dahulu?

 

Bagi kamu yang besar di era ’80-‘90an, ketika media sosial belum ada dan kita sangat bergantung pada media cetak untuk menyalurkan karya kreatif, kamu pasti tidak asing dengan “cerita bersambung” alias cerbung.

 

Seminggu sekali, kamu akan menanti majalah yang memuat cerbung yang kamu ikuti, membacanya, dan selama seminggu ke depan kamu akan kembali dibuat gemas menanti apa yang terjadi berikutnya. Format serial adalah cara penceritaan yang lazim dan marak sampai hari ini. Cerbung terjadi di koran harian, terjadi di komik, terjadi di novel, terjadi di televisi dalam bentuk opera sabun dan serial teve, dan terjadi juga di film.

 

It’s no surprise I created the Supernova series. Saya adalah penggemar serial sejak kecil. Saya menyadari betul pengaruhnya kepada alam kreativitas saya. Bahkan, Perahu Kertas dirancang dan diterbitkan pertama kali (secara digital) juga dengan mindset cerbung.

 

Saat ini, ketika terjadi pergeseran teknologi yang mengubah hidup dan kebiasaan kita, medium untuk cerbung tidak sama seperti dulu. Saya dihadapkan pada kenyataan bahwa platform digital adalah opsi paling ideal jika hendak berkarya dalam bentuk bersambung.

 

Apakah kemudian saya abai dengan yang cetak ketika saya memutuskan menerbitkan digitalnya duluan? Tentu tidak. Saya paham segala romantisme, pengalaman taktil, dan kemudahan yang didapat dengan membaca buku cetak. Tetapi, bayangkan jika saya harus mencetak 18 bagian terpisah-pisah sebanyak 18 kali selama 18 minggu, upaya produksi, pemasaran, distribusi, dan komunikasi ke pembaca akan lebih ribet lagi.

 

Kedua, jika versi cetak keluar berbarengan dengan versi digital dan dihadirkan sebagai pilihan yang sama rata, lenyaplah kesempatan untuk saya menghidupkan sensasi cerbung karena sudah tidak dimungkinkan lagi begitu cerita utuhnya tersedia. Artinya pula, pengalaman bersambung ini bisa dibilang eksklusif, karena hanya akan terjadi satu kali saja dalam waktu terbatas.

 

Sejak awal saya tidak ingin membuat dikotomi antara pembaca cetak dan digital. Dua medium itu menghadirkan pengalaman berbeda, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Saya melihat masih ada jalur ketiga, yakni integrasi keduanya.

 

Untuk itu, baik Bookslife—penerbit Aroma Karsa digital, maupun Bentang Pustaka—penerbit Aroma Karsa cetak, bekerja sama untuk memberikan keuntungan maksimal kepada para “Pelanggan Penuh.” Apa itu Pelanggan Penuh? Pelanggan Penuh adalah istilah yang kami gunakan untuk pembaca yang sejak awal berkomitmen untuk menyelesaikan cerbung Aroma Karsa digital dengan cara berlangganan.

 

Agar kamu tahu benar pilihan apa saja yang tersedia untuk membaca Aroma Karsa, saya akan mengurainya dengan rinci. Ada tiga pilihan saat ini:

 

Pembaca Cetak Saja

  1. Kemudahan pembelian di jalur-jalur konvensional yang sudah kamu kenal baik.
  2. Kemudahan membaca tanpa perangkat maupun aplikasi apa pun.
  3. Kesempatan untuk ikut PO ber-TTD dengan jumlah terbatas (first come first served).
  4. Ada buku fisik yang bisa dibubuhi TTD penulisnya.
  5. Harga lebih mahal, di atas Rp 110.000.
  6. Menunggu hingga Maret 2018.

 

Pembaca Digital Satuan:

  1. Membaca lebih awal ketimbang pembaca cetak.
  2. Pengalaman seru mengikuti cerbung.
  3. Harga lebih murah ketimbang cetak.
  4. Ekonomis dan bisa dicicil, hanya Rp 5000/part (x18 part = Rp 90.000).

 

Pembaca Digital Berlangganan / Pelanggan Penuh:

  1. Membaca lebih awal ketimbang pembaca cetak.
  2. Pengalaman seru mengikuti cerbung.
  3. Harga lebih murah ketimbang pembaca cetak maupun pembaca digital satuan (Rp 77.000 all in!)
  4. Kesempatan bergabung dengan digital tribe Aroma Karsa, sebuah grup online tertutup di Facebook, tempat kamu bisa berbagi pengalaman dengan sesama pembaca Aroma Karsa digital. And, guess what? Saya akan ada di dalamnya. Menemani perjalanan kalian mengikuti petualangan di Aroma Karsa.


DAN kamu masih mendapat keuntungan lain yang berlanjut bila kamu memutuskan membeli buku cetaknya kelak:

 

  1. Pre-Order (PO) buku cetak edisi ber-TTD selalu terbatas stoknya. Ketika kamu berminat membeli versi cetaknya dan ikut PO ke @mizanstore, kamu dipastikan tidak akan kehabisan edisi ber-TTD. We’ll reserve it for you! Garansi ini tidak diberikan kepada pembeli buku cetak yang bukan Pelanggan Penuh.
  2. Voucher diskon 20% untuk pembelian Aroma Karsa cetak ke @mizanstore. Voucher tersebut juga berlaku untuk semua judul buku saya dan berlaku untuk satu kali transaksi.
  3. Priority Pass untuk menghadiri satu kali acara offline Aroma Karsa yang jadwal dan lokasinya akan diinformasikan dari waktu ke waktu. Acara tersebut berkisar mulai dari book signing, talkshow, sampai launching, yang diselenggarakan oleh Bentang Pustaka sepanjang periode promo Aroma Karsa. Priority Pass ini khusus diberikan kepada Pelanggan Penuh yang membeli Aroma Karsa lewat PO @mizanstore.

 

Manfaat Pelanggan Penuh di atas hanya bisa kamu peroleh sebelum Aroma Karsa digital mulai terbit, yakni tanggal 18 Januari. Kamu yang berlangganan penuh pada tanggal 18 Januari dan setelahnya, akan mendapatkan manfaat yang tidak selengkap penawaran saat ini.

 

Having all that laid out, rasanya sudah jelas pilihan mana yang paling menguntungkan. Bagi saya, Aroma Karsa digital esensinya bukan sekadar produk, melainkan pengalaman. Dan, untuk kamu yang sudah “memberanikan diri” untuk mencoba sesuatu yang baru, di luar dari zona nyamanmu, saya rasa pemberian manfaat maksimal itu sangatlah layak.

 

Tersisa hanya DUA hari lagi untukmu mendapatkan manfaat maksimal sebagai Pelanggan Penuh pre-sale Aroma Karsa. When you’re ready and set, klik link ini. Jangan lupa baca FAQ tentang tata cara pembelian Aroma Karsa di .

 

Sampai berjumpa dalam petualangan Aroma Karsa!

Tags:

45 Comments

  • Aang Ardilaga

    23.10.2020 at 02:05 Balas

    23 Oktober 2020, Tepat pukul Dua pagi.
    Salam, Kak Dewi.
    Beberapa Jam lalu Saya baru saja menyelesaikan membaca Aroma Karsa, dan efeknya tidak bisa tidur sampai pagi buta begini, membayangkan Tantangan besar yang Akan dihadapi Jati Wesi kemudian hari.
    Terima kasih untuk Ide Menakjubkanmu kak Dewi. Karya Karyamu berikutnya akan jadi yang paling Saya nantikan, entah itu Sekuel Kisah Jati Wesi atau yang lebih Menakjubkan dari semua itu.
    Saya suka latar belakang tempat yang membangkitkan Imajinasi Layaknya Dwarapala.
    Good Job kak Dewi 🌹

    NB: Sedikit saran, Bila cerita ini nantinya divisualisasikan harap dibuat oleh rumah produksi film profesional, Sutradara handal, serta Artis artis yang kehebatan aktingnya sudah terkenal.
    Ini sudah harus teramat bagus.

    Wish you all the best kak Dewi 😇

    • Dee Lestari

      24.10.2020 at 20:08 Balas

      Makasih banyak, Aang. Saya ikut senang kamu menikmati Aroma Karsa 🙂

  • Abe

    24.06.2020 at 13:27 Balas

    Cuma mau bilang, terima kasih sudah membuat karya masterpiece ini, mbak Dee. I learn a lot from this book. Thank you 🙂

  • Akhyarul Fajarani

    24.03.2020 at 11:53 Balas

    Halo mbak Dee. Kemarin, senja saya berakhir bersama halaman terakhir buku Aroma Karsa. Bukunya bagus banget mbak Dee. Bahkan hari ini pun saya ga yakin kalau saya bisa melewati hari tanpa rasa penasaran tentang kelanjutan kisah Jati dan Suma. Oh ya, saya sempet kaget waktu tau latar temlatnya di Lawu. Kebetulan rumah saya masih daerah situ. Ngargoyoso mah rumah temen-temen saya mbak Dee hehe.. Kalau lagi libur saya biasa ke sana. Ga nyangka tempat itu bakal diangkat ke sebuah tulisan sama mbak Dee.. Pokoknya terimakasih sudah menghadirkan Aroma Karsa di toko-toko buku. Aroma Karsa termasuk novel paling berkesan yang pernah saya baca. Semangat terus mbak Dee, semoga sehat selalu ^^

    • Dee Lestari

      22.04.2020 at 09:42 Balas

      Makasih banyak. Senang mendengarnya. Sehat selalu ya.

  • Dwi Aryani

    06.02.2019 at 12:42 Balas

    Hai mb Dee, saya Dwi. Novel mb Dee yg sangat saya suka tuh perahu kertas, sampai terhanyut membacanya. Mb Dee, saat ini saya sedang menulis novel di wattpad.com.berjudul sumur tua akun saya di wattpad : dwiaryani6, saya mau menanyakan apakah cara saya menulis.novel dengan.mengandalkan.ide yang tercetus saat itu tanpa membuat alur atau.menyusun rencana dari awal cerita sampai tamatnya akan.seperti apa itu cara menulis yang salah? Please dibalas ya mb Dee…

    • Dee Lestari

      08.03.2019 at 14:37 Balas

      Hai Dwi, kamu bisa cek postingan saya sebelumnya dengan tagar #SerialSurel. Ada banyak tips menulis di sana.

  • Taufan Sulaeman

    09.09.2018 at 05:02 Balas

    Please kindly just call me: Ten.

    As one of your devoted readers, I really do apologize for my unfaithful devotions.

    I’m writing my own stories now, thanks to your 1st masterpiece, The Supernova: Knight, Princess, Shooting Star, which inspire me to took Literatures and Linguistics studies at first.

    As a writer for the characters in my writings, and also author of my own universe of coffee, now I’m still progressing my short story, titled, The Coffee Universe, to becoming sequels of Novel, with its own universe to be written.

    At the end, when I barely knew about this project of yours, Aroma Karsa, it has became my thirst to have free subtitling project to be translating it into various of languages, globally, as a volunteering project for the sake of creativity.

    Hereby I gave my email and website to be contacted by you, and or any other related creative team who would considered to reach me out for the offering.

    All the best for us, because all is well.

    Salute!

    • Dee Lestari

      11.09.2018 at 17:57 Balas

      Thank you for your kind words! All the best for your work!

  • Rachyma Shabazz

    25.07.2018 at 09:47 Balas

    Pagi Kak Dee, salam kenal. Saya sudah baca Aroma Karsa versi cetak. Saya menamatkannya dalam waktu 3 hari karena setiap lembar benar2 bikin penasaran. Entahlah saya menganggap Aroma Karsa ini belum sepenuhnya tamat. Apakah Aroma Karsa akan ada sekuelnya?

  • Rachyma Shabazz

    25.07.2018 at 07:47 Balas

    Pagi Kak Dee, salam kenal. Saya sudah baca Aroma Karsa versi cetak. Saya menamatkannya dalam waktu 3 hari karena setiap lembar benar2 bikin penasaran. Entahlah saya menganggap Aroma Karsa ini belum sepenuhnya tamat. Kenapa Bab Gerbang Awal diletakan pada Bab terakhir? Apakah Aroma Karsa akan ada sekuelnya?

    • Dee Lestari

      25.07.2018 at 09:08 Balas

      Pertanyaan tentang sekuel akan saya jawab selengkapnya di buku Di Balik Tirai Aroma Karsa yang akan terbit tak lama lagi. Nantikan, ya. Makasih.

  • Haris Eddo

    04.07.2018 at 12:41 Balas

    Mbak Dee…
    , gimana caranya biar tetep keep-in-touch sama kabar2 dari mbak Dee? Ngeluarin buku khususnya. Udah lama hampir setahun gapernah ke Gramed, eh baru kemarin ke Gramed, ada novel mbak Dee yang baru, itupun udah nggak di depan lagi. Waktu dicek, eh keluarnya udah Maret kemarin. Kemana aja aku ya tuhan selama ini…

    • Dee Lestari

      05.07.2018 at 14:53 Balas

      Paling mudah adalah dengan mengikuti di medsos, saya aktif di Twitter dan Instagram dengan akun @deelestari (sama untuk kedua kanal medsos). Atau sesekali singgahlah ke website ini. Terima kasih, ya.

  • Marcalais Fransisca

    22.06.2018 at 11:44 Balas

    Pagi tadi saya baru saja menamatkan aroma karsa ketika tiba-tiba menerima surel dari seorang penulis yang saya kenal cukup dekat. Dia mengucapkan selamat lebaran dan mohon maaf lahir batin. Di tengah euphoria pasca Aroma Karsa, saya jawab sama-sama lalu tanpa pikir panjang saya sambung Aroma Karsa dahsyat sekali. Lalu dia membalas bertubi-tubi dengan surel2 pendek sepanjang satu-satu baris. Sudah baca perfume? Pemenang hadiah sastra New York? Atau mungkin malah tidak tahu karya itu ada? Apresiasi seseorang tergantung pengetahuannya memang, sungguh menyedihkan.
    Tentu saja saya kaget karena balasan bertubi-tubi ini mengandung implikasi ganda, pertama, Aroma Karsa meniru Perfume, kedua, selera bacaan saya kurang bermutu karena pengetahuan saya kurang. Sebenarnya saya malas sih menanggapi karena tahu penulis ini orang yang tidak terlalu suka membaca karya sastra. Jadi walaupun katanya dia punya buku itu dalam versi asli dan terjemahannya, sudah nonton filmnya (btw, saya juga udah baca dan nonton dan awalnya juga bertanya mengapa Dee memilih menulis buku yang pasti mengundang pembandingan orang tapi saya memutuskan untuk enjoy saja tanpa prasangka dan ternyata keputusan saya berbuah manis), bahkan sudah pernah diskusi dengan penulis bukunya, saya nggak yakin dia pernah benar-benar baca kedua buku itu sampai tuntas, dan karenanya, hanya membuat kesimpulan berdasarkan informasi sepotong-sepotong. Karena itu dia berlindung di balik alasan, hal-hal ini hanya dimengerti oleh mereka yang menulis buku. Saya rasa, meskipun hal itu benar, seorang penulis tidak menulis agar dimengerti penulis lain, tapi agar karyanya bisa dinikmati seluas mungkin. Penggambaran tentang Jati yang mau tidak mau mengingatkan pada Perfume harus dilakukan karena ini tokoh sentral dari Aroma Karsa. Tetapi begitu inti cerita bergulir saya sudah lupa sama sekali dengan Perfume karena ini cerita yang sam sekali baru, yang membuat saya merindukan sensasi siang-siang panas memghibur diri menantikan sandiwara radio Sahur Sepuh. Ingat pada karya – karya Ayu Utami, ya karena penulis perempuan yang mengangkat legenda jawa kuno barangkali cuma segelintir. Tapi setelah menuntaskan Aroma Karsa, saya memutuskan saya menyukainya, akan membacanya berkali-kali lagi. Bahwa Aroma Karsa bukan Perfume, bukan pula Bilangan Fu atau Lalita. Aroma Karsa adalah Aroma Karsa, dan saya bersyukur karya ini ada.

    • Dee Lestari

      22.06.2018 at 12:42 Balas

      Pertama2, perlu diketahui dulu apakah penulis ybs juga sudah membaca Aroma Karsa secara lengkap. Karena banyak yang berkesimpulan demikian hanya dari baca back cover, dari 1-2 bab awal, atau hanya dari dengar2. Jika ia sudah membaca lengkap, dan seorang penulis, bisa jadi dua kemungkinan. Pertama, praduga dan subjektivitasnya sudah keburu “menghakimi” dan tidak ingin diubah, jadi ybs membaca sudah dengan kerangka berpikir “ini meniru”. Kalau ternyata kasusnya seperti itu maka susah juga didebat. Mau dikasih tahu apa juga, biasanya ybs akan bersikukuh dg pendapatnya (dan itu sah2 saja, namanya juga subjektivitas pembaca). Kedua, ybs mungkin belum memahami betul aspek2 elemen fiksi, seperti: premis cerita, motivasi/premis karakter, dan gaya tutur narator. Karena, dari ketiga hal yang saya sebut barusan, AK dan Perfume sangat jauh berbeda. Risiko dari memilih tema spesifik seperti penciuman mau tak mau memang berujung kepada perbandingan karya2 terkenal sebelumnya. Dan, Perfume saat ini adalah novel paling terkenal yang bicara soal penciuman. Jadi, saya sendiri sudah membayangkan komentar2 seperti dari temanmu itu pasti akan ada. Tidak masalah, kok. Saya sudah cukup senang dengan Anda bisa menikmati Aroma Karsa 🙂 Terima kasih sekali lagi atas apresiasinya.

  • annisa

    08.05.2018 at 14:50 Balas

    Baca aroma karsa cuma waktu 5x kali baca. Kalo baca kudu bener2 harus disenggangkan waktunya. Imajinasi tinggi sekali. tokohnya emang intinya kaya perfume yang bisa bau2in apapun.

  • Thoriq Rosyadi

    03.05.2018 at 18:15 Balas

    AromaKarsa keren banget mbak, porsi ceritanya pas. Romantisme, Ambisi, Kehidupan modern, mistis, sampai imajinasi-imajinasi liar yang mengajak berpetualang jauh ke dalam cerita. Kira-kira akankah berlanjut di layar lebar?

    • Dee Lestari

      04.05.2018 at 08:29 Balas

      Belum tahu, nih. Hehe, saya pribadi tidak menargetkan, meski tidak menutup kemungkinan.

  • antonthejo

    20.04.2018 at 11:43 Balas

    kapan difilmkan mbak dee
    kaya’e bakalan tambah top markotop deh..
    tapi jangan jauh-jauh dengan bukunya ya mba dee…

  • Pawitra Tjitra Mahendra

    11.04.2018 at 23:19 Balas

    Mbak ceritamu kali ini bener-bener amazing..

  • Ananda Ganesha Maaruf

    30.03.2018 at 10:12 Balas

    Enggak mau ah versi digital mah. Minus saya udah 5 ga mau nambah lagi.

  • inof

    28.03.2018 at 11:05 Balas

    ini teh novel ngikutin novel ‘perfume’ dgn aroma percintaan yah. Udah gitu kenapa harus Jati… kenapa gak milih nama lain… malah jadi ga enak sebab nama ‘Jati’ buat sy sudah kadung lekat dgn nama tokoh cerita Bilangan Fu karya Ayu Utami yaitu Parang Jati….
    kenapa..apa maksudnya sih ini…

    • Dee Lestari

      28.03.2018 at 13:41 Balas

      Hmm. Agak sulit menanggapi komentar ini. Saya merasa, sebagai pembaca, Anda mungkin tipe sulit lepas dari modus membanding-bandingkan. Menurut saya pribadi, satu2nya kesamaan AK dengan Perfume adalah kemampuan superior tokoh utama dalam membaui. Premis cerita maupun motor penggerak karakter sama sekali berbeda. Jadi terlalu simplistik mengatakan AK adalah “novel Perfume dengan tema percintaan”. Itu sama saja menafikan 80% dari cerita Aroma Karsa. Nama Jati dipilih karena karakteristik pohon yang instrinsik melekat kepada cerita. Kalau Anda merasa sudah kadung lekat dengan nama tokoh cerita dari tokoh lain, ya, itu masalah di luar kendali saya. Sama saja kalau Anda menulis cerita dengan nama tokoh Harry, kemudian ditanggapi dengan komentar “kenapa pilih nama Harry? Buat saya Harry ya Harry Potter. Apa maksudnya ini?” Mau ditanggapi bagaimana, hayo?

  • Fransiska Defianti

    22.03.2018 at 16:08 Balas

    Saya benar benar bersyukur dengan keputusan Dee Lestari.Sensasi cerbung itu balik lagi, saya rasakan lagi! Kini perjalanan cerbung sudah selesai dan saya bahagia pernah mengalami menjadi pejuang senin kamis.

    • Dee Lestari

      22.03.2018 at 22:13 Balas

      Saya pun menikmati betul proses berjalannya cerbung. Terima kasih sudah sudi bergabung.

  • Lies Herawati

    12.03.2018 at 07:17 Balas

    Saya baru membaca novel Aroma Karsa versi cetaknya, belum selesai bacanya, baru sampai ketika Suma membaca catatan Jati yang menceritakan exsperimennya membuat parfum dari bayi yang sudah meninggal…jadi teringat film yang diadaptasi juga dari novel “Perfume, The Story of Murderer”, semoga endingnya ga sama seperti yang di film…..

  • Muhammad Fachri Darmawan

    07.03.2018 at 15:22 Balas

    Sudah pesan Pre Order via Bukukita dan memangsusah mengalahkan sensasi aroma buku fresh from the bookstore kekeke… Semakin tidak sabar!

  • Nova

    26.02.2018 at 16:20 Balas

    saya masih belum bisa move on dari sensasi bau kertas buku baru,
    dan suara krrsk.. krrsk halaman buku yang dibalik,
    So, saya akan tunggu versi cetaknya aja…

  • A.S. Rosyid

    15.02.2018 at 15:26 Balas

    Saya menunggu versi cetaknya, Mbak. Pengalaman saya, bila membaca karya Mbak Dee, tanpa dicerbungkan pun, dada saya selalu sesak luar biasa 😉😁

  • wahyuindah

    03.02.2018 at 20:26 Balas

    Aduh…. susah mbak. Lebih suka yang versi bukunya saya. karya mbak dee saya suka semua. saya rela nunggu deh buat bisa baca.

  • Yuliana

    17.01.2018 at 21:05 Balas

    Pengalaman pertama saya membaca cerbung lwt platform digital..can’t wait💜❤️👏

  • Nitria N

    17.01.2018 at 11:32 Balas

    Ini ya perjuangan nya demi apaaaaa T_T untung dapet. Can’t wait for tommorrow !

  • Indah H. A. Pakpahan

    17.01.2018 at 08:39 Balas

    Hai kak dee! Saya agak kesulitan untuk login di bookslife versi app android. Saya sudah registrasi lewat website dan ketika mau login di app malah invalid email. Mau register ulang juga nggak bisa. Padahal saya sudah berlanggganan penuh aroma karsa. Apakah memang hanya bisa dibuka lewat website? Terimakasih

    • Dee Lestari

      17.01.2018 at 10:57 Balas

      Untuk kendala teknis bisa kontak Bookslife di WA, ya. Ke 0856-9107-1258. Setahu saya App-nya memang belum live sepenuhnya. Nantinya bisa dibuka lewat App, kok.

  • Bubu Putu

    17.01.2018 at 08:18 Balas

    Sudah beliiii…. My first ever digital book. Tinggal tunggu besok. 😻 Thank you for the priviliged experience for this 40 yo fans of yours!

    • Dee Lestari

      17.01.2018 at 10:56 Balas

      You’re most welcome! Terima kasih sudah bergabung.

  • Fransiska L Kerong

    16.01.2018 at 15:09 Balas

    Alhamdulillah sudah mbak. Maafkan kepanikan sy karena takut ketinggalan aroma karsa hihihi. Terima kasih mbak

  • Fransiska L Kerong

    16.01.2018 at 14:00 Balas

    Selamat siang mbak.
    Sy mau tanya kenapa FB sy belum masuk dlm group. Saya sudah membalas email undangan dan mengisi dengan data2 yang diminta. Terima kasih

    • Dee Lestari

      16.01.2018 at 14:02 Balas

      Sudah dicek ke Spam? Sudah dipastikan email yang didaftarkan sama dengan yang terhubung ke FB? Bisa drop message ke Bookslife di FB Aroma Karsa ya untuk bisa kontak lgs ke CS-nya.

Post a Reply to A.S. Rosyid Cancel Reply